Jumat, 03 Oktober 2014

Hasil Diskusi Mahasiswa PAH semester V IHDN Kampus Singaraja


ANLISIS SUMBER MANTRAM GAYATRI DAN PUJA KRAMANING SEMBAH

A.  Mantram Gayatri dalam Kitab Yajur Veda Samhita

1)      bhūrbhuvaḥ svaḥ,
tatsaviturvareṇyaṁ bhargo devasya
dhīmahi, dhiya yo naḥ pracodayāt
Artinya  : Bumi, ruang angkasa, sorga! 
Semoga kami dapat mencapainya dengan baik,
dan lain – lain, seperti di dalam III. 35. ( Hal : 647,  Adhyaya, 36, Mantra: 3)

2)      bhūrbhuvaḥ svarghauriva bhūmnā
pṛthivīva varimṇā, tasyāte pṛthivi
devayajani pṛṣṭhe’gnim
annādamannāghāyādadhe.
Artinya : Bumi ! Bumi ! Langit !
Seperti sorga dalam kecukupan dan
seperti bumi dalam kompas ! di atas punggungmu, bumi, 
tempat pemujaan pada para dewa,untuk pemerolehan makanan
saya memberikan makanan Agni  ( Hal : 34, Adhyaya : 3 , Mantra: 5 ).

3)      tatsaviturvareṇyaṁ bhargo devasya
dhīmahi, dhiyo yo naḥ pracodayāt
Artinya : Semoga kita memperolah kemulian
Luar biasa dari deva savita :
Soma dia merangsang pendoa kita ( Hal : 42, Adhyaya : 3, Mantra: 35 )

4)      bhūrbhuvaḥ svaḥ suprajāḥ prajābhiḥ
syāṁ suvīro vīraiḥ supoṣaḥ poṣaiḥ,
narya prajāṁ me pāhi śaṁ sya
Paśūnme pāhyatharya pituṁ me pāhi.
Artinya : Bumi ! Ether ! Langit ! Semoga saya kaya
dalam keturunan, manusia baik dengan kemewahan
 dalam kekayaan. Ramah pada orang !
 apakah engkau melindungi keturunan saya,
 paedah dari pujian ! apakah engkau melindungi ternak saya.
 O yang ditunjuk, lindungi makanan yang memberi makanan saya ( Hal : 43, Adhyaya : 3, Mantra: 37 ).

5)     tatsaviturvareṇyaṁ bhargo devasya
dhīmahi, dhiyo yo naḥ pracodayat.
Artinya : Semoga kami mencapai kemulian
 terbaik dari deva savita,
 semoga dia menerima doa kami ( Hal : 447, Adhyaya : 22, Mantra: 9 ).

6)      tatsaviturvareṇyaṁ bhargo devasya
dhīmahi, dhiyo yo naḥ pracodayāt.
Artinya : Semoga kami mencapai kemuliaan 
yang terbaik dari dewa savita,
jadi semoga dia menggairahkan doa – doa kami ( Hal : 567, Adhyaya : 30, Mantra: 2).

Sumber: Yajur Veda Samhita (Sukla Yajur Veda Samhita), Oleh: RTH GRIFFITH. Penerjemah: Dewanto SS. Penerbit: Paramita Surabaya tahun 2005.

B.  Mantram  Gayatri dan Puja Kramaning Sembah dalam Stuti dan Stava

1.      Oṁ Ādityasya paraṁ jyoti, rakta-teja namo’stu te
Śveta-paṅkaja-madhyastha, Bhāskarāya namo’stu te.
Artinya : Ya kemegahan yang agung putra aditi,
ya dikau dengan kilauan yang merah, sembah kehadapan-Mu.
Dikau yang berdiri di tangah sekuntum teratai putih,
sembah kehadapan- Mu, penyebar kesemarakan ! ( hal : 34 )

2.      Oṁ Anugraha-mano-hara, deva-dattȃnu grahaka
arcanaṁ sarva-pūjanam, namaḥ sarvȃnugrahaka.

Deva – devī mahāsiddhi, yajñanga
nirmalātmaka laksmī siddhis ca dīrghāyuh,
nirvighana sukha vṛddis ca.
Artinya : Ya, dikau yang mengembirakan di dalam anugrah – Mu,
dengan tanda – tanda anugrah – Mu
yang diberikan oleh para deva,
pemujaan semua jenis kebaktian dan sembah kehadapan – Mu
yang memperlihatkan segala macam anugrah / kasih ( hal : 66 )

3.      Pāpo’haṁ pāpa – karmȃhaṁ, pāpȃtmȃ papa - saṁbhavaḥ
trāhi māṁ Puṇḍarīkȃkṣa, sa – bāliyȃbhyantarȃśucim.
Artinya : jahat adanya aku dan jahat adanya
Perbuatan – perbuatanku,
jahat adanya jiwakku, jahat ( adanya ) asal – usulku,
selamatkanlah aku, ya dikau yang bermata bunga teratai.(hal: 202)

4.      Oṁ kṣamasva māṁ Mahā - deva, sarva-prāṇi-hitaṁ-kara
māṁ muñca sarva-pāpebhyaḥ, pālayasva Sadā-Siva.
Artinya : Berikan pengampunan kepada ku,
ya devata yang agung, dikau yang adalah sebab – Mu
sebab kebaikan atas semua mahluk
bebaskanlah aku dari semua kejahatan,
berikan pelindungan, ya Sang Hyang Siva yang abadi / kekal ( hal : 298 ).

5.      Kṣāntavyaḥ kāyiko doṣaḥ, kṣāntavyo vāciko mama
kṣāntavyo mānaso doṣas, tat pramādāt kṣamasva mām
Artinya : Dosa tubuh harusnya/akan diampuni,
dosanya kata-kata/ percakapanku seharusnya diampuni;
dosanya pikiran seharusnya diampuni, ini telah disebabkan oleh
kelalaian/kealpaan, ampunilah aku.(hal : 298)

6.    Tvaṁ Śivas tvaṁ Mahā-deva, Īśvaraḥ Paramȇśvaraḥ
Brahmā Viṣṇuś ca Rudraś ca, Puruṣaḥ Prakṛtis tathā
Artinya: Dikau adalah Deva Śiva, Dikau Deva Mahā-deva,
Deva Īśvara, penguasa tertinggi : Deva Brahmā,
Deva Visnu dan Deva Rudra,
Adalah Roh dan Alam. (hal: 336)

7.      Oṁ Bhūr bhuvah svah
[Tat] savitur vareṇiyam
Bhargo devasya dhīmahi
Dhiyo yo naḥ pracodayāt
Artinya: Kami bersemadhi (bermeditasi) pada terang (sinar) Devatā Savitar
Yang diinginkan itu,
Yang bisa (boleh kiranya) memajukan
Ilham-ilham (inspirasi-inspirasi) kami. (hal: 598)

Sumber: STUTI dan STAVA (Mantra para Pandita Hindu Bali), Oleh: T. GOUDRIAAN & C. HOOYKAAS. Penerjemah: I Made Titib. Penerbit: Paramita Surabaya tahun 2004.

Senin, 29 September 2014

Hasil Revisi Terjemahan Panca Kramaning Sembah



1.      Sembah puyung (tanpa sarana) :
Om ātmà tattvātmā suddha mām svāha
 (Tuhan, Atma atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba)

2.     Sembah dengan sarana bunga putih ditujukan kehadapan Hyang Widhi dalam wujud sebagai Siwa Raditya (Sang Hyang Aditya) :
Om Āditya syā param jyoti
rakta tejo namo’stute
sveta pankaja madhyastha
bhaskarā ya namo'stute
(Tuhan dalam wujud Aditya yang Maha Hebat yang bersinar merah, hormat pada-Mu yang berada di tengah-tengah teratai putih sang pembuat sinar hormat pada-Mu)

3.      Sembah dengan sarana kwangen atau bunga warna-warni ditujukan kehadapan Ista Dewata :
Om nama deva adhi şţhanāya
sarva vyapi vai’Sivā ya
pādmasana eka pratişţha ya
ardhanaresvari ya namo namah
(Tuhan dalam bentuk para dewa yang bersemayam di segala tempat yang berada dimana-mana sesungguhnyalah adalah Siwa duduk di atas teratai adalah yang tunggal yang tidak memiliki sifat, hamba memuja-Mu)

4.      Sembah dengan kwangen atau bunga warna-warni sebagai pemberi anugrah :
Om anugraha mano hara
deva dattā nugrahakam
arcanam sarvā pujanam
namah sarvā nugrahaka
Deva devi maha siddhi
yajñanya nirmalatmaka
laksmí siddhis ca dirghāyuh
nirvighna sukha vrddhis ca
(Tuhan pemberi segala anugerah dalam bentuk pemujaan dan segala puja dan puji hormat pada-Mu pada semua pemberi anugrah

Dewa dan dewi yang maha sakti yang berwujud yadnya yang Maha Suci pemberi kebahagiaan dan kesejateraan panjang umur memberikan kesempurnaan dan kebahagiaan selamanya)


5.      Sembah tanpa sarana :
Om Deva suksma paramā acintya ya nama svāhā
(Ya Tuhan, dalam bentuk para dewa, yang tak terpikirkan yang Maha Tinggi dan gaib, hamba hormat pada-Mu)
 
Om Santih, Santih, Santih Om

Selasa, 23 September 2014

Panca Kramaning Sembah


PANCA KRAMANING SEMBAH

Tiap-tiap piodalan di Pura orang-orang sembahyang, disamping mempersembahkan banten. Demikianlah pula pada rerainan-rerainan lainnya seperti Galungan, Kuningan, Purnama Tilem dan sebagainya.
Pada Hari Raya Saraswati hamper semua murid sembahyang di sekolahnya masing-masing. Persembahyangan juga dilakukan pada waktu taur, pada waktu pemlaspas tempat-tempat suci dan sebagainya.
Ada sembahyang yang dilakukan sendiri-sendiri, ada sembahyang yang dilaksanakan bersama-sama yang diantar oleh seorang sulinggih. Agar persembahyangan itu berjalan dengan baik maka perlu adanya pedoman untuk itu. Berikut ini adalah pedoman sembahyang yang telah sitetapkan oleh MAHASABHA PARISADA HINDU DHARMA ke-VI.

A.    Persiapan Sembahyang
Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Teemsuk dalam persiapan lahir pula ialah sarana penunjang sembahyang seperti pakaian, bunga, dan dupa. Sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut :
1.      Asuci laksana (kebersihan lahir batin)
2.      Pakaian (pakaian bersih dan tidak menarik perhatian orang lain)
3.      Bunga dan Kwangen (bunga segar, bersih dn harum)
4.      Dupa
5.      Tempat duduk (usahakan memakai alas duduk)
6.      Sikap duduk ( pria: padmasana, wanita: bajrasana)
7.      Sikap tangan (cakup ingkara kali)

B.     Urutan-Urutan Panca Sembah
1.      Sembah puyung
Oṁ Ātma tattvātmā suddha mām svāhā

2.      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya
Oṁ āditya syāparaṁ jyoti
      rakta teja namo’stute
      sveta paṅkaja madhyastha
      bhāskarāya namo’stute

3.  Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Istadevata pada hari dan tempat persembahyangan
Oṁ nama deva adhiṣṭhanāya
      Sarva vyapi vai’sivāya
      Padmāsana ekapratiṣṭhaya
      Ardhanaresvaryai namo namah

4.      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai pemberi anugrah
Oṁ anugraha manoharam
      devadattānugrahaka
      arcanaṁ sarvāpūjanam
namah sarvānugrahaka
Deva devī mahāsiddhi
yajñanga nirmalātmaka
laksmī siddhisca dīrghāyuh
nirvighna sukha vṛddhisca

5.      Sembah puyung
Oṁ deva sukṣma paramācintyāya nama svahā

C.    Terjemahan
a)      Menurut DR. I Made Titib dalam buku yang berjudul Dinika Upasana (doa umat Hindu sehari-hari) halaman 41 – 43. Penerbit: Yayasan Kresna Kepakisan Tahun 1993.
1.      Sembah puyung
Om  atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba.

2.      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya
Om, sinar surya yang maha hebat, Engkau bersinar merah, hormat kepada-Mu, Engkau yang berada ditengah-tengah teratai putih, hormat kepada_mu pembuat sinar.

3. Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Istadevata pada hari dan tempat persembahyangan
Om, kepada devata yang bersemayam pada tempat yang tertinggi, kepada Siva yang sesungguhnya berada dimana-mana, kepada devata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.

4.      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai pemberi anugrah
Om, engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian devata, pujaan semua pujaan, hormat pada-Mu pemberi semua anugrah.

5.      Sembah puyung
Om, hormat kepada dewata yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib.

1.      Sembah puyung
Oh keseluruhan yang lengkap, atma, atmanya kehidupan ini bersihkan dan sucikan diri hamba.

2.      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya
Oh keseluruhan yang lengkap, sinar Surya yang maha hebat, hormat padaMU, yang berada ditengah-tengah teratai putih, hormatku padaMU wahai pembuat sinar.

3. Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Istadevata pada hari dan tempat persembahyangan
Oh keseluruhan yang lengkap, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Hyang Siwa yang sesungguhnya berada dimana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai, hamba memuja-MU.

4.      Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai pemberi anugrah
Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, yang memberikan anugrah dan menarik hati, anugrah dari dewata yang agung puja semua pujaan. Hormat padaMU wahai pemberi anugrah. Dewa dan dewi yang selalu berhasil, berbadan yadnya, suci, panjang umur, dan bahagia tanpa halangan.

5.      Sembah puyung
Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, hormat kepada-Mu wahai dewata yang maha gaib dn tak terlukiskan